Trump Akhiri Kebijakan Satu China, Beijing Bakal Balas Dendam


INDOSEJATI.com - Tabloid milik pemerintah China, Global Times, memperingatkan presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump jika Beijing akan membalas jika ia mengingkari kebijakan satu China. Peringatan ini muncul hanya beberapa jam setelah presiden Taiwan membuat persinggahan kontroversial di Houston.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu anggota parlemen senior AS dari Partai Republik selama persinggahan nya di Houston, Minggu dalam perjalanan ke Amerika Tengah. Tsai dijadwalkan transit di San Francisco pada 13 Januari dalam perjalanan kembali ke Taiwan.

China telah meminta AS untuk tidak membiarkan Tsai untuk masuk atau melakukan pertemuan pemerintah resmi di bawah kebijakan satu China. Beijing menganggap pemerintahan sendiri Taiwan, provinsi yang membangkang, tidak memenuhi syarat untuk melakukan hubungan negara dengan negara. Ini adalah salah satu subjek yang sensitif bagi China.

"Prinsip satu China bukan permintaan yang berubah-ubah oleh China pada presiden AS, tapi kewajiban presiden untuk menjaga hubungan China-AS dan menghormati tatanan yang ada dari Asia Pasifik-AS," tulis Global Times dalam editorialnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/1/2017).

Trump sempat memicu protes dari Beijing pada bulan lalu dengan menerima panggilan telepon ucapan selamat dari Tsai. China lantas mempertanyakan komitmen AS terhadap posisi China bahwa Taiwan adalah bagian dari satu China.

"Jika Trump ingkar pada kebijakan satu Cina setelah menjabat, orang-orang China akan menuntut pemerintah untuk membalas dendam. Tidak ada ruang untuk tawar menawar," tulis Global Times lagi.

The Global Times juga mengkritik Tsai Ing-wen dalam editorialnya. Global Times mengatakan bahwa Beijing kemungkinan akan memaksakan tekanan diplomatik, ekonomi, dan militer lebih lanjut terhadap Taiwan. Global Times juga memperingatkan bahwa Tsai perlu menghadapi konsekuensi untuk setiap langkah provokatif yang diambilnya.

"Beijing juga harus memberlakukan tekanan militer kepada Taiwan dan mendorongnya ke dalam persatuan dengan kekuatan, sehingga dapat secara efektif mempengaruhi rating persetujuan dari pemerintahan Tsai," demikian editorial Global Times.


Sumber:Sindonews

No comments:

Post a Comment