INDOSEJATI.com - Di wilayah ASEAN hanya ada dua negara yang punya pasukan Marinir yaitu Indonesia dan Singapura. Kehadiran 4 kapal LPD makin menambah seram kekuatan serbu amphibi TNI. Tanpa pasukan ampibhi, mustahil sebuah negara bisa menyerbu negara lain dari lain. Semoga kedepannya TNI bisa memiliki air cavalry sebagaimana satuan kavaleri udara di Korps Marinir Amerika Serikat atau Divisi Lintas Udara 1 Angkatan Darat Amerika Serikat.
Skenario Latgab TNI ini lebih banyak mempertontonkan kekuatan invasi amphibi. Dengan musuh fiktif bernama negara Musangsia yang menyerang dan berhasil menguasai wilayah Banongan.
Untuk merebutnya, TNI memilih cara ampibhi. Kenapa bukan jalan darat? Karena kita yang diinvasi. Yup, skenarionya memang lebih mirip invasi/serbuan militer ke negara musuh daripada merebut kembali wilayah yang dikuasai musuh.
Pertama, para pasukan komando kelas inti terjun di malam hari untuk menyusup dan menentukan target operasi. Kedua, TNI-AL melumpuhkan kekuatan laut negara musuh, lalu mengepung negara musuh dan bombardir dengan meriam dan roket. Ketiga, TNI-AU mengerahkan jet-jet tempur mengamankan area udara target invasi serta menerjunkan para pasukan komando. Keempat, Tank-tank amphibi meluncur dari kapal-kapal LPD menyerbu negara Musangsia.
Dalam opini kami, salah satu tujuan Latgab TNI ini memang sengaja dikhususkan sebagai peringatan pada tetangga yang usil. Dalam waktu 4 hari bisa dikerahkan 15.000 pasukan. Dan di saat yang bersamaan, ada 10.000 pasukan siaga pertahanan di Laut Ambalat, Laut Timor, Laut Arafuru, Laut Natuna dan Tanjung Datuk. Sebagai catatan, total pasukan Amerika saat Invasi Irak hanya 20.000 personel.
Ada yang menarik dari skenario Latihan Gabungan TNI ini. Yaitu adanya skenario untuk menyerbu ke negara musuh yang telah terdeteksi akan menyerbu Indonesia. Mereka dihancurkan dengan free entry strike maupun dengan operasi militer, informasi dan operasi intelejen strategis.
Apakah ini ada kaitanya dengan kondisi di perbatasan Malaysia? Semacam kampanye peringatan bahwa TNI siap melakukan infiltrasi kapanpun?.
Semoga Presiden bisa meniru gaya Bung Karno dan Pak Harto dalam diplomasi Internasional. Pukul dulu, gebuk dulu, hajar dulu baru kemudian berdiplomasi dengan posisi kita lebih tinggi. Bukan diplomasi era reformasi yang kita digebuk dulu, terus klemar-klemer minta klarifikasi lalu diplomasi.
***
Latgab TNI ini melibatkan tiga matra (AL-AU-AD) dengan pengerahan 16.000 tentara, 40 kapal perang, 35 jet tempur, 3 pesawat intai strategis, 14 Hercules, 45 Helikopter tempur berbagai jenis, ratusan tank berbagai jenis (Scorpion, Stormer, AMX13, BMP3F, PT76, BTR-50) dan berbagai alutsista canggih lainnya yang baru datang dalam satu model pertempuran yang terintegrasi.
Ini adalah gelar pasukan terbesar TNI yang pernah dilakukan sepanjang sejarah. Dan latihan perang terbesar di ASEAN yang dilakukan oleh 1 Negara dengan tiga matra. Padahal TNI juga sedang gelar siaga pasukan di empat hotspot yang lagi hangat saat ini. Perairan Ambalat dijaga 10-12 KRI bersama pasukan Kodam Mulawarman dan Kodam Wirabuana dengan dukungan Sukhoi Makassar.
Laut Timor dan Arafuru dikawal 9-11 KRI dan Laut Natuna dijaga 8-10 KRI. Satu hotspot lagi yaitu hotspot tak terduga Tanjung Datuk saat ini dijaga 4 KRI dan pasukan batalyon 641 Raider.
Kurikulum simulasi pertempuran dalam Latgab kali ini lebih bergigi dengan menampilkan pertempuran udara antar jet tempur, serangan udara langsung, penembakan rudal, penghancuran kapal perang, membombardir markas lawan, pendaratan pasukan Marinir dan pasukan Kostrad sebanyak 1 Divisi.
Ini bukan pekerjaan mudah, mobilisasi pasukan dan alutsista merupakan kerja hebat yang perlu diacungi jempol dan hanya mampu dilakukan oleh manajemen tentara yang terlatih dengan kondisi fisik siap tempur.
Berbagai peluru kendali canggih akan ditembakkan antara lain peluru kendali Exocet MM40 blok 3 dari KRI Sultan Iskandar Muda, peluru kendali KH29 Vympel dari jet tempur Sukhoi, peluru kendali C803, torpedo dan berbagai amunisi lain yang mempunyai daya ledak yang luar biasa.
Demi optimalnya latihan tembak rudal di atas, TNI menjadikan KRI Karang Banteng 883 (produksi 1998) sebagai sasaran tembak. Bila sasaranya cuma sampan nelayan kan rugi, cukup 1 kali tembak dah tenggelam.
Sumber: MiliterIndonesia
No comments:
Post a Comment